Terms involving sets

on

it's time to begin applying the language and logic of to proff writing. A good place to do this is with sets. in this section, we addres two things. first, we return to the set terminology and we use it to practice some of the concepts we've learned so far. second, we get our feet wet by beginning to write proofs. Right off the bat, we'll see there useful techniques for writing proofs: direct proofs; proofs by contrapositive; and proofs by contradiction.
Terms Involving sets
define the word definition. the self-referencing nature of this request might make is seem like a hard thing to do, but surely we would agree that a basic feature of a definition is that it gives us a way of subtituting a single word for a whole phrase. the single word being defined is created for the express purpose of being equivalent to that phrase. you could say:
Jessica went to kenya and contracted one of a group of diseases, unsually intermittent or remittent, characterized by attacks of chills, fever, and sweating, caused by a parasitic protozoan, which occupies and destroys red blood cells.
Or you could say simply that Jessica went to Kenya and contracted malaria. Malaria is defined to be that disease. you can get wothout the word malaria if you want, but then you have to use a whole lot of words every time you want to address this disease (which we hope is not very often), and you won't get practice in logic. for, you see, a definition is an axiomatic statement of logical equivalence. in this case, we're declaring that the statement
x is malaria
x is disease characterized by ....
ia a tautology. so, if x is malaria, then x is a disease with those scary symtoms, and if x is a disease with those scary symptoms, then x is malaria.

[+/-] Selengkapnya...

Free Dwonload

on

This Is Article about education
please download, and get it...



Study and teaching(belajar dan Pembelajaran

[+/-] Selengkapnya...

Silahkan download buku multivariat ini....
GET IT NOW



Applied Statistical Multivariate Analysis

[+/-] Selengkapnya...

AKTIVITAS BELAJAR ANAK PADA TAMAN KANAK-KANAK

on

Kemampuan profesional guru TK antara lain dituntut untuk menguasai; (1) isi program kegiatan belajar pada Taman Kanak-kanak (TK) , (2) materi, (3) metode mengajar dan teknik penilaian perkembangan psikologi anak, (4) komitmen terhadap tugas, dan (5) kedisiplinan. Di samping itu, guru dituntut mampu memilih metode mengajar yang dapat mengantarkan anak belajar sambil bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan anak dengan memperhatikan: (1) keterlibatan aktif anak didik secara menyeluruh dan (2) perkembangan intelektual, fisik, dan mental mereka sehingga proses pembelajaran tidak menyalahi kodrat anak, yaitu dunia anak adalah bermain yang bermakna.
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya diupayakan berlangsung secara menyenangkan agar mereka mengalami proses belajar tanpa tekanan. Hal ini didasarkan bahwa perkembangan anak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan tempat di mana mereka tumbuh dan berkembang. Kehidupan anak pada usia dini merupakan masa bermain. Jika permainan yang direncanakan terorganisir dengan baik bagi anak, maka kemampuan motorik mereka dapat dikembangkan, di samping kecerdasan kognitif, sosio-emosional, spiritual dan kecerdasan lainnya. Materi pelajaran di TK seyogianya bukan dari buku kerja atau tugas-tugas di kertas, melainkan dengan berinteraksi langsung dengan dunia nyata yang berada di sekitar mereka.

Karasteristik Pendidikan Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan tanggungjawab semua pihak, guru, orang tua, masyarakat, maupun pemerintah. Perhatian tersebut seyogianya difokuskan pada tiga aspek utama, yaitu; (1) perawatan dan perlindungan kesehatan, (2) pemberian makanan dan gizi yang cukup, dan (3) pengasuhan dan pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan dan potensi anak.
Kajian neurologi menunjukkan bahwa pada saat bayi lahir, otak mereka mengandung sekitar 100 milyar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel. Lima tahun pertama, otak bayi berkembang sangat pesat dengan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Sambungan ini harus diperkuat dengan cara tersebut melalui berbagai rangsangan psikososial karena sambungan yang tidak diperkuat mengalami atrophy (penyusutan) dan akhirnya tidak berfungsi. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Berkaitan dengan karasteristik perkembangan anak maka, proses pembelajaran harus memperhatikan potensi dan kemampuan anak, baik kemampuan kognitif, keterampilan motorik, kecenderungan afektif dan spiritual anak. Dengan demikian, anak akan berkembang secara alamiah dengan mengoptimalkan secara tepat potensi yang dimilikinya. Jalal (2002) mengemukakan bahwa sekitar 50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur di sekitar 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Selanjutnya perkembangan otak akan mengalami stagnasi. Masa kanak-kanak merupakan masa emas perkembangan kemampuan berpikir.
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
Teori perkembangan struktur intelektual yang dikemukakan oleh Piaget (Hudojo, 1990) bahwa anak yang berusia 2-7 tahun mengalami perkembangan struktur intelektual pada tahap yang disebut tahap praoperasional. Pada tahap ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis, melainkan didasarkan pada keputusan yang hanya dilihat seketika. Periode perkembangan anak pada usia dini disebut juga tahap penyimbulan. Perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini, antara lain anak menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda, menghiitung secara sederhana, anak secara kongkrit dapat melakukan pembandingan lebih tinggi, dan lebih banyak. Di samping itu anak pada usia ini mulai memanipulasi simbol dan benda-benda di sekitarnya. Pada tahap permulaan pra-operasional, anak masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten.
Pengelola tenaga pendidik kelompok bermain (Depdiknas, 2002a:39) menggariskan karakteristik perkembangan intelektual anak khusunya anak pada usia dini 4-6 tahun, yakni: (1) membentuk permainan sederhana secara kreatif, (2) menciptakan suatu bentuk dengan menggunakan tanah liat, (3) menggunakan balok-balok menjadi bangunan-bangunan, (4) menyebut dan membilang 1 s/d 20, (5) memahami lambang bilangan, (6) menghubungkan konsep dengan lambang bilangan, (7) memahami konsep sama, lebih banyak, lebih sedikit, (8) memahami penjumlahan dengan benda-benda, (9) memahami waktu dengan menggunakan jam, (10) menyusun kepingan-kepingan puzzle sederhana menjadi utuh, (11) Memahami alat-alat untuk mengukur, (12) memahami sebab akibat, (13) mengetahui asal-usul terjadinya sesuatu, dan (14) menunjukkan kejanggalan suatu gambar.
Kemampuan Dasar Siswa Taman Kanak-Kanak
Proses berpikir anak usia dini cenderung untuk selalu melakukan permainan. Aktivitas ini sering diamati adanya tingkah laku anak untuk selalu mencoba merasakan dan mencoba memahami. Kebiasaan mencoba inilah merupakan awal tumbuhnya kemampuan-kemampuan dasar bagi anak usia dini termasuk kemampuan dasar-dasar matematika. Perkembangan ini, anak akan mengalami pertumbuhan kemampuan dimana peran orang-orang di sekitarnya masih sangat mutlak untuk membimbing dan mengarahkan.
Childrens Recources International (2000) mengidentifikasi pemahaman anak menjadi dasar-dasar konsen sebagai kemampuan dasar-dasar matematika anak, yaitu (1) korespondensi satu-satu termasuk distribusi benda-benda yang berhubungan dengan hubungan satu sama lain, misalnya satu kue untuk si anak, satu kursi untuk satu anak, (2) membilang dan menghitung, yakni memperagakan sebuah pemahaman mengenai angka dan jumlah, dan diterapkan pada benda-benda nyata ketika memecahkan masalah yang menarik bagi anak, (3) mengurutkan, kemampuan untuk menempatkan sesuai dengan urutannya baik ukurannya maupun nomornya. Diterapkan jika anak sudah menguasai angka-angka dan menepatkan berdasarkan kuantitasnya, (4) kalkulasi, adalah proses penambahan dan pengurangan yang juga dialami secara konkret, (5) klasifikasi termasuk kemampuan untuk mengurutkan benda-benda berdasarkan atributnya (warna, bentuk, ukuran), (6) pengukuran, proses menemukan angka dan sebuah standar dan sebuah obyek, (7) perbandingan termasuk kemampuan menentukan bahwa suatu benda lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan yang Iainnya melalui pengukuran, (8) geometri (bentuk), anak mendalami benda-benda serta hubungan-hubungannya, sekaligus pengakuan bentuk dan pola, dan (9) pola, anak melihat hubungan, menemukan hubungan, membuat kesimpulan secara umum, dan membuat perkiraan.
Pembelajaran konsep dasar-dasar matematika hagi anak usia dini dapat memperhatikan fase-fase belajar sebagaimana dikemukakan oleh Gagne (Muhkal, 2002), yakni; (1) fase pengenalan, yakni perlunya anak menyadari stimulus yang terkait dengan kegiatan belajar yang dilakukan dengan mengamati hal-hal yang ia anggap menarik dan penting, (2) fase perolehan, yakni anak melakukan penyerapan tenhadap fakta. keterampilan, konsep, dan prinsip secara mendasar dan kegiatan belajar matematika yang dilakukan, (3) fase penyimpanan, yakni anak menyimpan hasil kegiatan belajar matematikanya yang telah ia peroleh baik dalam ingatan jangka pendek maupun ingatan jangka panjang, dan (4) fase pemanggilan kembali, yakni anak akan memanggil kembali hasil belajar matematika yang telah ia peroleh pada saat ia mememukannya.
Konsep dasar-dasar matematika dapat dikembangkan pada pengalaman nyata anak usia dini. Konsep-konsep ini bersifat konkret yang dapat dialami, khususnya ketika anak bermain. Leeper (1979:291) mengemukakan bahwa Mathematics programs for young children very greatly. In some programs proficiency in counting, writing numerals, and other mathematical skills is primary objective. Another focus, however, is the almost exclusive use of the incidental activities in which the child participates each day as the basis for whatever mathematical skills may be developed.
KESIMPULAN
Kreativitas dan kemampuan dasar siswa TK dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu; (1) kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran, (2) perhatian orang-orang terdekat anak yang bersangkutan, dan (3) sarana dan prasarana pembelajaran.



[+/-] Selengkapnya...

Download Buku Gratis (free Ebook)

Silahkan mendownload buku-buku gratis berikut ini.....

Buku teori bilangan

Buku Statistik

Buku Statistika Terapan

learning model

Journal Statistic



Dummy Variable

[+/-] Selengkapnya...