LEMBAGA PENDIDIKAN BERTARAF INTERNATIONAL

on

LEMBAGA PENDIDIKAN BERTARAF INTERNATIONAL:
Apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh FMIPA UNM, Makassar
Oleh
Hamzah Upu
(Dekan FMIPA UNM)

Abstrak

FMIPA UNM Makassar telah menyambut baik undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang International Standard School melalui SK Rektor UNM No. 5052 A/J38.H/HK/2007 dengan membuka Bilingual Class pada 4 Prodi Pendidikan MIPA. Pembelajaran dilakukan dengan tiga model yaitu; (1) Full English, (2) Back Stopping, dan (3), Text book Bahasa Inggris, pengantar Kuliah Bahasa Indonesia. Sebagai bukti keseriusan FMIPA UNM dalam melaksanakan program Pendidikan Bertaraf Internasional, pada Tanggal 29 Juli 2008 FMIPA UNM dikunjungi oleh UNJ, UNESA, UNG, UNIMA, dan UNCOKRO untuk Studi Banding tentang pelaksanaan International Class di UNM. Pada tahun 2008/2009, FMIPA UNM kembali menerima mahasiswa program International pada 4 Jurusan melalui jalur PMDK sebanyak 60% dan UTUL 40%. Khusus mereka yang melalui UTUL disamping mengikuti ujian tulis umum, juga mengikuti TES wawancara, General English dan Tes Tulis Khusus English for subject matter. Mahasiswa angkatan 2008/2009 sekarang tengah mengikuti program matrikulasi, yang akan diakhiri dengan TOEFEL, sebelum mereka mengikuti perkuliahan. Jumlah dosen FMIPA UNM alumni luar negeri pada masing-masing Jurusan sekitar 12,5 %-17,5%. Setelah ditambah dengan dosen yang memiliki nilai institusional TOEFEL ≥ 500, maka terdapat 25% dosen FMIPA UNM yang mampu mengajar matakuliah pendidikan MIPA dengan pengantar Bahasa Inggris Berbasis ICT. Pada tahun pelajaran 2009/2010 direncanakan penerimaan MABA International Class mendahului SNMPTN melalui Tes TOEFEL dan English for subject matter. Selain itu telah dirintis kerjasama dengan UPSI, Malaysia dan Victorian University, Australia sebagai rencana tempat PPL mahasiswa. Kerjasama dengan ELC dan pusat Bahasa UNM juga sedang berjalan untuk menopang peningkatan kemampuan Bahasa Inggris mahasiswa dan dosen FMIPA UNM.

A. Pendahuluan

Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tuntutan globalisasi dalam upaya mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Dikti No.28/DIKTI/Kep/2002, Universitas Negeri Makassar memberikan kesempatan belajar kepada mereka dengan membuka Program S1 INTERNATIONAL CLASS PROGRAM (ICP). Beberapa pengertian mengenai BILINGUAL:
- Seorang mahasiswa International Class Program adalah individu yang dapat menggunakan dua kemampuan bahasa (Indonesia dan Inggris);
- BILINGUAL adalah pemahaman yang tinggi mengenai kompetensi speaking, reading, dan writing dalam dua bahasa, tetapi tidak perlu kemampuan itu sama;
- Pembelajaran (teaching or learning) BILINGUAL meliputi penggunaan dua bahasa dalam pengajaran (instruction) dan berbasis ICT;
- Pendidikan BILINGUAL juga termasuk bi-cultural education.

Tujuan umum ICP adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat menempuh pendidikan dengan menggunakan fasilitas belajar di Universitas Negeri Makassar sesuai dengan ketentuan ICP.
Tujuan Khusus ICP):
- Mencetak calon guru yang mampu mengajar diluar negeri, khususnya di negara-negara Asia, Australia, dan Afrika.
- Mencetak calon guru yang mampu mengajar dan mengembang karir pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Indonesia.
- Meningkatkan kemampuan lulusan untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menjalankan pendidikan bertaraf International di Perguruan Tinggi?

C. Pembahasan

1. Profil ICP FMIPA UNM
ICP FMIPA UNM menyelenggarakan pendidikan strata satu (S1). Mahasiswa dinyatakan lulus dan memperoleh gelar apabila telah memenuhi ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Makassar sebagaimana yang diberlakukan pada Program Reguler. Predikat kelulusan setelah menyelesaikan program pendidikan pada ICP sesuai dengan predikat kelulusan Program Reguler pada Universitas Negeri Makassar. Ijazah dan transkrip nilai lulusan ICP FMIPA UNM dibuat dalam Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris. Gelar lulusan S1-kedua adalah S.Pd. (International Class). ICP FMIPA UNM meliputi program studi:
- Pendidikan Matematika
- Pendidikan Biologi
- Pendidikan Kimia
- Pendidikan Fisika
Kurikulum ICP FMIPA UNM adalah berbasis ICT. Beban studi mahasiswa S1 ICP disesuaikan dengan matakuliah program non ICP dengan beban SKS 144-150. Bahasa pengantar dalam terdiri dari tiga bentuk, yaitu (1) 100% Bahasa Inggris; (2) 60% Bhs Inggris dan 40% Bahasa Indonesia; (3) 100% Bhs Indonesia dengan literatur Bhs Inggris. Bergantung dosen pengajar yang bersangkutan

2. Sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru
3. Model perkuliahan
4. Kerjasama



Penutup

Pendidikan Bertaraf Internasional merupakan salah satu program andalan dalam bidang pendidikan yang harus disambut baik oleh setiap Perguruan Tinggi mantan IKIP untuk menunjukkan jati diri kependidikannya sebagai base program. Namun disisi lain, Perguruan Tinggi mantan IKIP tersebut harus mampu menyiapkan SDM, sarana dan prasaran pendukung yang memadai.


[+/-] Selengkapnya...

Anak-Anak Indonesia Tersesatkan dengan Lagu-lagu

Rahasia kemerosotan moral, mental dan intelektual rakyat ternyata bukan sekadar karena kita dipecundangi Perusahaan Dagang Belanda selama 350 tahun, tapi juga disempurnakan pula oleh represi rezim Orde Baru melalui berbagai cara. Sejak usia dini kita sudah didoktrin dengan lagu2 yang tidak bermutu dan mengandung banyak kesalahan logika, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Mari kita buktikan.

Judul: Aku Seorang Kapiten
Aku seorang kapiten
Mempunyai pedang panjang
Kalo berjalan prok-prok-prok
Aku seorang kapiten!”
Perhatikan, di bait pertama dia cerita tentang pedangnya. Tapi di bait kedua dia malah cerita tentang sepatunya. Ini tanda inkonsistensi. Seharusnya dia tetap konsisten, misalnya jika ingin cerita tentang sepatunya, seharusnya dia bernyanyi:
“Mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)
Kalo berjalan prok-prok-prok”
Nah, itu baru klop!
Jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi:
“Mempunyai pedang panjang
Kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek..srek..”
itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!
+++

Judul: Bangun Tidur
“Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku..”
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru.
Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang bulat!
+++
Judul: Ke Puncak Gunung
“Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi, tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara”
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan
motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi.
Tetapi setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!
+++
Judul: Naik Kereta Api
“Naik kereta api tut..tut..tut
Siapa hendak turut ke Bandung, Surabaya..
Bolehlah naik dengan naik percuma
Ayo kawanku, lekas naik.. keretaku tak berhenti lama”
Nah, yang begini ini parah! Mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya
gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta-Malang dan Jakarta-Surabaya!
+++
Judul: Pohon Cempaka
“Di pucuk pohon cempaka
Burung kutilang berbunyi
Bersiul-siul sepanjang hari
Dengan tak jemu-jemu
Mengangguk-angguk sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..”
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg
sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit !
kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara lagu
anak2 dgn presenter Agnes Monica waktu dia masih kecil adalah tra la la tri
li li!), bukan burung!
+++
Judul: Belalang Kupu-kupu
“Pok amé amé, belalang kupu-kupu
Siang makan nasi, Kalau malam minum susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan tidak konsumsi anak2! Karena yang disebutkan di atas
itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil.
Kalo anak kecil, karena belum boleh makan nasi, jadi gak pagi gak malem ya
minum susu!
+++

Judul: Nina Bobo
“Nina bobo nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk”
Menurut psikolog: Perkembangan jiwa anak-anak pasti tidak stabil karena sekian tahun anak2 Indonesia diajak tidur dengan lagu yg penuh nada mengancam. Wajarlah ketika besar, mereka cendrung jadi psikopat dan koruptor tanpa belas kasih
+++
Judul: Bintang Kecil
“Bintang kecil di langit yg biru…”
(Ini tidak ilmiah. Cenderung berbau mitos. Bintang itu hanya di malam hari. Memangnya warna langit di malam hari biru?)
+++
Judul: Ibu Kita Kartini
“Ibu kita Kartini…harum namanya”
(Namanya Kartini atau Harum? Ini penyesatan informasi, bisa berujung fitnah dan pencemaran nama baik. Itulah kenapa dunia ibu-ibu kita suka dengan gosip.)
+++
Judul: Naik Delman
“Pada hari minggu..naik delman istimewa kududuk di muka”
(Nah, gak sopan khan..masa duduk di muka?)
+++
Judul: Menanam Jagung
“Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”
(Kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam emangnya mau bikin sumur?)



[+/-] Selengkapnya...

Action Research

ACTION RESEARCH*)
Oleh:
Prof.Dr.Hamzah Upu, M.Ed
Abstrak: Secara umum, hingga saat ini, telah diperkenalkan 4 macam paradigma penelitian, yaitu penelitian; (1) kuantitatif, (2) kualitatif, (3) action research, dan (4) research and development. Keempat paradigma penelitian tersebut berbeda, baik dalam hal penerapan, tujuan maupun dalam pengembangannya. Tulisan ini membahas secara singkat karakteristik action research.


A. Pendahuluan

Implementasi action research di Indonesia dimulai pada tahun 1997 melalui proyek PGSM. Berkaitan dengan implementasi action research tersebut, khususnya classroom action reseach, mengalami sejumlah hambatan, yaitu; (1) pada waktu itu, belum ada orang Indonesia yang mempelajari secara khusus mengenai classroom action research baik melalui jenjang S1, S2 apatalagi jenjang S3 baik di dalam maupun di luar negeri, (2) classroom action research diperkenalkan di Indonesia dengan target proyek, (3) classroom action research diperkenalkan di Indonesia di tengah memuncaknya fanatisme paradigma quantitative research dan (4) kemampuan membaca literatur berbahasa asing (Bahasa Inggris) bagi kalangan peneliti Indonesia masih kurang, sehingga sering kali terjadi salah kaprah mengenai filosofi classroom action research itu sendiri.
Sehubungan dengan masalah di atas, kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan atau simposium tentang classroom action research perlu digalakkan di kampus-kampus maupun di sekolah-sekolah. Hal ini dimaksudkan agar terjadi diskusi secara intensif di antara kalangan pendidik yang akan menerapkan classroom action research tersebut, di mana dosen dan guru adalah dua collaborant yang paling ideal. Begitupula para pengambil kebijakan dan stakeholder sangant penting untuk dilibatkan dalam diskusi dalam posisinya sebagai participant.

B. Karakteristik Action Research

Karakteristik quantitative dan qualitative research berbeda dengan karakteristik action research. Berikut ini adalah beberapa hal yang sangat mendasar untuk kita ketahui sebelum meleksanakan classroom action research.
• Classroom action research tidak mengenal istilah populasi dan sampel, karena kita tidak akan menarik inferensi,
• Classroom action research lebih menekankan kepada pelaksanaannya daripada metodenya, sehingga idealnya rumusan masalah dilakukan pada saat peneliti sudah mulai melakukan penelitiannya,
• Classroom action research hanya dimaksudkan untuk memecahkan masalah kronis, bukan masalah yang baru teridentifikasi.
• Pelaksana classroom action research idealnya adalah mereka yang mengetahui dengan benar masalah yang telah berlangsung selama ini. Oleh karena itu, guru atau dosen bertindak sebagai dokter yang akan mengobati suatu penyakit kronis melalui resep yang paling handal menurut mereka,
• Classroom action research dilaksanakan secara bersiklus. Pada satu siklus tertentu, minimal terjadi satu kali perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Selanjutnya, pada satu classroom action research minimal terdiri dari dua siklus. Dengan demikian, pada siklus berikutnya, dilakukan kembali re-planning, re-acting, re-observing dan re-reflecting.
• Setiap siklus baru yang dilakukan, idealnya terdapat berpedaan yang tajam dengan siklus sebelumnya, yang menunjukkan bahwa rangkaian kegiatan penelitian pada siklus sebelumnya belum ampuh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peneliti,
• Classroom action research tidak mengharuskan adanya hipotesis. Kalau ada hipotesis, maka rumusannya adalah implies hypotheses, yaitu jika ………..maka …………..,
• Pengumpulan data pada Classroom Action Research dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara terbuka,
• Analisis data pada Classroom Action Research lebih banyak kepada analisis kualitatif, kalaupun ada analisis kuantitatif, maka cukup menggunakan Statistika Deskriptif,
• Keterlibatan pakar (expert) dalam Classroom Action Research sebagai expert opinion atau judgement mutlak dilakukan sebagai validator instrument,
• Hasil refleksi pada siklus sebelumnya merupakan dasar untuk siklus berikutnya dalam membuat re-planning,
• Diskusi antara peneliti, collaborant, participant, dan expert mutlak dilakukan selama berlangsungnya suatu Classroom Action Research, dan
• Classroom Action Research tidak mengenal istilah kesimpulan dan saran, yang ada adalah hasil yang telah dicapai dan tindak lanjut yang direncanakan.

C. Tujuan Action Research

Tujuan utama dari Action Research adalah untuk menyelesaikan suatu masalah yang telah berlangsung lama dan diketahui oleh peneliti bahwa itu adalah suatu masalah yang harus diselesaikan.

Daftar Rujukan
Borg, W. R. dkk. (1979). Educational Research: An Introduction. New York: Boston South End Press.
Gay, R. L. (1987). Educational Research Competence for Analysis and Application. Toranto. Merrill.
Hamzah, 1966. Action Research in Math Education. Melbourne: Deakin University.
Holtzkom, D. dkk. (1984). Research with Reach in Science Education: A Research Guided Responses to The Concerns of Education. Washington D.C. National Science Teachers Associations.
Mc Taggart, 1995. Action Research Plannar. Melbourne: Deakin University
Morrison, J. L. dkk. (1984). Futures Research and The Strategic Planning: Implication For Higher Education, Report 9. Washington, Association for the Study of Higher Education.
Upu, Hamzah, 1996. Action Research in Math Education. Melbourne: Deakin University.
Upu, Hamzah, 2003. Action Research Planner. Makalah yang disajikan pada Kegiatan Pelatihan Dosen KIMIA FMIPA UNM.
Upu, Hamzah, 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah yang disajikan pada acara Penerimaan Anggota Baru UKM Penalaran UNM, Makassar.
Upu, Hamzah, 2005. Action Research Planner. Makalah yang disajikan pada Kegiatan Pelatihan Dosen UNISMUH.
Upu, Hamzah, 2005. Classroom Action Research. Makalah yang disajikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian Oleh UKM Penalaran.
Upu, Hamzah, 2006. Karakteristik Action Research. Disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Upu, Hamzah, 2006. Action Research. Makalah yang disajikan pada Pelatihan Peneliti Tindakan Kelas bagi Guru se-Kab. Barru.
Upu, Hamzah, 2006. Action Research Planner. Makalah yang disajikan pada Kegiatan Pelatihan Dosen UNISMUH.
Upu, Hamzah, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah yang disajikan pada Kegiatan Pelatihan Kepala Sekolah SMP se-Kab. Gowa.
Upu, Hamzah, 2007. Action Research. Makalah yang disajikan pada Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru se-Kab. Pangkep.
Upu, Hamzah. 2007. Action Research. Makalah yang Disajikan dalam Pelatihan Tingkat Nasional Penelitian Tindakan Kelas dalam Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru oleh Chani pada Tanggal 18-19 Oktober 2007.
Upu, Hamzah. 2007. Action Research. Makalah yang Disajikan dalam Rangka Pelatihan dan Workshop PTK dan PPKP bagi Dosen FMIPA UNM Alumni non-LPTK pada Tanggal 8 Nopember 2007.



[+/-] Selengkapnya...

Mathematical Thinking and Writing

on



One of Euclid’s geometry students asked a familiar question more than 2000 years ago.
After learning the first theorem, he asked, “What shall I get by learning these things?”
Euclid didn’t have the kind of answer the student was looking for, so he did what anyone
would do—he got annoyed and sarcastic. The story goes that he called his slave and said,
“Give him threepence since he must make gain out of what he learns.”1
It is a familiar question: “So how am I ever gonna use this stuff?” I doubt that anyone
has ever come up with a good answer because it’s really the wrong question. The first
question is not what you’re going to do with this stuff, but what this stuff is going to do
with you.
This book is not a computer users’ manual that will make you into a computer
industry millionaire. It is not a collection of tax law secrets that will save you thousands
of dollars in taxes. It is not even a compilation of important mathematical results for you
to stack on top of the other mathematics you have learned. Instead, it’s an entrance into
a new kingdom, the world of mathematics, where you learn to think and write as the
inhabitants do.
Mathematics is a discipline that requires a certain type of thinking and communicating
that many appreciate but few develop to a great degree. Developing these skills
involves dissecting the components of mathematical language, analyzing their structure,
and seeing how they fit together. Once you have become comfortable with these principles,
then your own style of mathematical writing can begin to shine through.

Download

[+/-] Selengkapnya...

Alat Peraga AEM (Algebraic Experience Materials)

on


AEM (Algebraic Experience Materials)


Download Now

[+/-] Selengkapnya...

Calculus, benjamin Crowell


mathematician can not be separated from this book...<span id="fullpost">


Download Now

[+/-] Selengkapnya...

Detik-detik yang menetukan


this book is created by Prof. Bj. Habibie
Get and read it to know what happen with him when he still be a president of Indonesia

Download Now

[+/-] Selengkapnya...

TOEFL Secrets


This Book contain the secrets of TOEFL
So, Download it Now...span id="fullpost">

Download it Now

[+/-] Selengkapnya...

Terms involving sets

on

it's time to begin applying the language and logic of to proff writing. A good place to do this is with sets. in this section, we addres two things. first, we return to the set terminology and we use it to practice some of the concepts we've learned so far. second, we get our feet wet by beginning to write proofs. Right off the bat, we'll see there useful techniques for writing proofs: direct proofs; proofs by contrapositive; and proofs by contradiction.
Terms Involving sets
define the word definition. the self-referencing nature of this request might make is seem like a hard thing to do, but surely we would agree that a basic feature of a definition is that it gives us a way of subtituting a single word for a whole phrase. the single word being defined is created for the express purpose of being equivalent to that phrase. you could say:
Jessica went to kenya and contracted one of a group of diseases, unsually intermittent or remittent, characterized by attacks of chills, fever, and sweating, caused by a parasitic protozoan, which occupies and destroys red blood cells.
Or you could say simply that Jessica went to Kenya and contracted malaria. Malaria is defined to be that disease. you can get wothout the word malaria if you want, but then you have to use a whole lot of words every time you want to address this disease (which we hope is not very often), and you won't get practice in logic. for, you see, a definition is an axiomatic statement of logical equivalence. in this case, we're declaring that the statement
x is malaria
x is disease characterized by ....
ia a tautology. so, if x is malaria, then x is a disease with those scary symtoms, and if x is a disease with those scary symptoms, then x is malaria.

[+/-] Selengkapnya...

Free Dwonload

on

This Is Article about education
please download, and get it...



Study and teaching(belajar dan Pembelajaran

[+/-] Selengkapnya...

Silahkan download buku multivariat ini....
GET IT NOW



Applied Statistical Multivariate Analysis

[+/-] Selengkapnya...

AKTIVITAS BELAJAR ANAK PADA TAMAN KANAK-KANAK

on

Kemampuan profesional guru TK antara lain dituntut untuk menguasai; (1) isi program kegiatan belajar pada Taman Kanak-kanak (TK) , (2) materi, (3) metode mengajar dan teknik penilaian perkembangan psikologi anak, (4) komitmen terhadap tugas, dan (5) kedisiplinan. Di samping itu, guru dituntut mampu memilih metode mengajar yang dapat mengantarkan anak belajar sambil bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan anak dengan memperhatikan: (1) keterlibatan aktif anak didik secara menyeluruh dan (2) perkembangan intelektual, fisik, dan mental mereka sehingga proses pembelajaran tidak menyalahi kodrat anak, yaitu dunia anak adalah bermain yang bermakna.
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya diupayakan berlangsung secara menyenangkan agar mereka mengalami proses belajar tanpa tekanan. Hal ini didasarkan bahwa perkembangan anak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan tempat di mana mereka tumbuh dan berkembang. Kehidupan anak pada usia dini merupakan masa bermain. Jika permainan yang direncanakan terorganisir dengan baik bagi anak, maka kemampuan motorik mereka dapat dikembangkan, di samping kecerdasan kognitif, sosio-emosional, spiritual dan kecerdasan lainnya. Materi pelajaran di TK seyogianya bukan dari buku kerja atau tugas-tugas di kertas, melainkan dengan berinteraksi langsung dengan dunia nyata yang berada di sekitar mereka.

Karasteristik Pendidikan Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan tanggungjawab semua pihak, guru, orang tua, masyarakat, maupun pemerintah. Perhatian tersebut seyogianya difokuskan pada tiga aspek utama, yaitu; (1) perawatan dan perlindungan kesehatan, (2) pemberian makanan dan gizi yang cukup, dan (3) pengasuhan dan pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan dan potensi anak.
Kajian neurologi menunjukkan bahwa pada saat bayi lahir, otak mereka mengandung sekitar 100 milyar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel. Lima tahun pertama, otak bayi berkembang sangat pesat dengan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Sambungan ini harus diperkuat dengan cara tersebut melalui berbagai rangsangan psikososial karena sambungan yang tidak diperkuat mengalami atrophy (penyusutan) dan akhirnya tidak berfungsi. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Berkaitan dengan karasteristik perkembangan anak maka, proses pembelajaran harus memperhatikan potensi dan kemampuan anak, baik kemampuan kognitif, keterampilan motorik, kecenderungan afektif dan spiritual anak. Dengan demikian, anak akan berkembang secara alamiah dengan mengoptimalkan secara tepat potensi yang dimilikinya. Jalal (2002) mengemukakan bahwa sekitar 50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur di sekitar 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Selanjutnya perkembangan otak akan mengalami stagnasi. Masa kanak-kanak merupakan masa emas perkembangan kemampuan berpikir.
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
Teori perkembangan struktur intelektual yang dikemukakan oleh Piaget (Hudojo, 1990) bahwa anak yang berusia 2-7 tahun mengalami perkembangan struktur intelektual pada tahap yang disebut tahap praoperasional. Pada tahap ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis, melainkan didasarkan pada keputusan yang hanya dilihat seketika. Periode perkembangan anak pada usia dini disebut juga tahap penyimbulan. Perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini, antara lain anak menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda, menghiitung secara sederhana, anak secara kongkrit dapat melakukan pembandingan lebih tinggi, dan lebih banyak. Di samping itu anak pada usia ini mulai memanipulasi simbol dan benda-benda di sekitarnya. Pada tahap permulaan pra-operasional, anak masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten.
Pengelola tenaga pendidik kelompok bermain (Depdiknas, 2002a:39) menggariskan karakteristik perkembangan intelektual anak khusunya anak pada usia dini 4-6 tahun, yakni: (1) membentuk permainan sederhana secara kreatif, (2) menciptakan suatu bentuk dengan menggunakan tanah liat, (3) menggunakan balok-balok menjadi bangunan-bangunan, (4) menyebut dan membilang 1 s/d 20, (5) memahami lambang bilangan, (6) menghubungkan konsep dengan lambang bilangan, (7) memahami konsep sama, lebih banyak, lebih sedikit, (8) memahami penjumlahan dengan benda-benda, (9) memahami waktu dengan menggunakan jam, (10) menyusun kepingan-kepingan puzzle sederhana menjadi utuh, (11) Memahami alat-alat untuk mengukur, (12) memahami sebab akibat, (13) mengetahui asal-usul terjadinya sesuatu, dan (14) menunjukkan kejanggalan suatu gambar.
Kemampuan Dasar Siswa Taman Kanak-Kanak
Proses berpikir anak usia dini cenderung untuk selalu melakukan permainan. Aktivitas ini sering diamati adanya tingkah laku anak untuk selalu mencoba merasakan dan mencoba memahami. Kebiasaan mencoba inilah merupakan awal tumbuhnya kemampuan-kemampuan dasar bagi anak usia dini termasuk kemampuan dasar-dasar matematika. Perkembangan ini, anak akan mengalami pertumbuhan kemampuan dimana peran orang-orang di sekitarnya masih sangat mutlak untuk membimbing dan mengarahkan.
Childrens Recources International (2000) mengidentifikasi pemahaman anak menjadi dasar-dasar konsen sebagai kemampuan dasar-dasar matematika anak, yaitu (1) korespondensi satu-satu termasuk distribusi benda-benda yang berhubungan dengan hubungan satu sama lain, misalnya satu kue untuk si anak, satu kursi untuk satu anak, (2) membilang dan menghitung, yakni memperagakan sebuah pemahaman mengenai angka dan jumlah, dan diterapkan pada benda-benda nyata ketika memecahkan masalah yang menarik bagi anak, (3) mengurutkan, kemampuan untuk menempatkan sesuai dengan urutannya baik ukurannya maupun nomornya. Diterapkan jika anak sudah menguasai angka-angka dan menepatkan berdasarkan kuantitasnya, (4) kalkulasi, adalah proses penambahan dan pengurangan yang juga dialami secara konkret, (5) klasifikasi termasuk kemampuan untuk mengurutkan benda-benda berdasarkan atributnya (warna, bentuk, ukuran), (6) pengukuran, proses menemukan angka dan sebuah standar dan sebuah obyek, (7) perbandingan termasuk kemampuan menentukan bahwa suatu benda lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan yang Iainnya melalui pengukuran, (8) geometri (bentuk), anak mendalami benda-benda serta hubungan-hubungannya, sekaligus pengakuan bentuk dan pola, dan (9) pola, anak melihat hubungan, menemukan hubungan, membuat kesimpulan secara umum, dan membuat perkiraan.
Pembelajaran konsep dasar-dasar matematika hagi anak usia dini dapat memperhatikan fase-fase belajar sebagaimana dikemukakan oleh Gagne (Muhkal, 2002), yakni; (1) fase pengenalan, yakni perlunya anak menyadari stimulus yang terkait dengan kegiatan belajar yang dilakukan dengan mengamati hal-hal yang ia anggap menarik dan penting, (2) fase perolehan, yakni anak melakukan penyerapan tenhadap fakta. keterampilan, konsep, dan prinsip secara mendasar dan kegiatan belajar matematika yang dilakukan, (3) fase penyimpanan, yakni anak menyimpan hasil kegiatan belajar matematikanya yang telah ia peroleh baik dalam ingatan jangka pendek maupun ingatan jangka panjang, dan (4) fase pemanggilan kembali, yakni anak akan memanggil kembali hasil belajar matematika yang telah ia peroleh pada saat ia mememukannya.
Konsep dasar-dasar matematika dapat dikembangkan pada pengalaman nyata anak usia dini. Konsep-konsep ini bersifat konkret yang dapat dialami, khususnya ketika anak bermain. Leeper (1979:291) mengemukakan bahwa Mathematics programs for young children very greatly. In some programs proficiency in counting, writing numerals, and other mathematical skills is primary objective. Another focus, however, is the almost exclusive use of the incidental activities in which the child participates each day as the basis for whatever mathematical skills may be developed.
KESIMPULAN
Kreativitas dan kemampuan dasar siswa TK dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu; (1) kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran, (2) perhatian orang-orang terdekat anak yang bersangkutan, dan (3) sarana dan prasarana pembelajaran.



[+/-] Selengkapnya...

Download Buku Gratis (free Ebook)

Silahkan mendownload buku-buku gratis berikut ini.....

Buku teori bilangan

Buku Statistik

Buku Statistika Terapan

learning model

Journal Statistic



Dummy Variable

[+/-] Selengkapnya...

Perkembangan Pembelajaran Matematika

on

Hingga saat ini pembelajaran matematika atau matematika sekolah lebih banyak mengarahkan perhatian kita kepada apa yang disebut pembelajaran Matematika Tradisional dan Matematika Modern (new math).
Pengajaran Matematika Tradisional yang berkembang hingga sekitar tahun lima puluhan menekankan kepada: (1) materi berhitung di Sekolah Dasar dan Ilmu Ukur serta Aljabar di Sekolah Menengah yang di ajarkan dengan metode drill, (2) peserta didik adalah orang-orang pilihan, anak para penguasa, bangsawan, orang kaya atau orang tertentu yang mendapat kehormatan dan (3) bagaimana mengasah otak, dengan doktrin disiplin formal (formal discipline), sehingga kegunaan dari materi yang diajarkan bukan tujuan utama.
Pengajaran Matematika Tradisional dengan penekanan utama pada kemampuan berhitung dan ilmu ukur, pada akhirnya kurang mampu melayani perkembangan ilmu-ilmu lain. Misalnya engeneering. Akibat dari keterbatasan materi pada pengajaran Matematika Tradisional di satu sisi, dan perkembangannya ilmu-ilmu yang membutuhkan matematika semakin pesat di sisi lain, maka para pakar matematika, pendidik matematika, pemerhati dan pengguna matematika memikirkan untuk menambah materi matematika sekolah dan diajarkan dengan pendekatan yang membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Akhirnya lahirlah Matematika Modern.
Latihan mengasah otak melalui pengajaran Matematika Tradisional, pada akhirnya juga semakin terasa kekurangannya sejalan dengan perkembangan dan tuntutan materi matematika yang semakin kompleks. Kemampuan siswa untuk mengaitkan satu permasalahan dengan masalah yang lain semakin dituntut. Oleh karena itu, teori pengaitan (connectionism) dari Thorndike mulai diperkenalkan dalam pengajaran Matematika Tradisional. Akibatnya, urutan atau hierarki topik-topik pelajaran matematika menjadi lebih penting. Selain itu, ada topik tertentu dalam matematika dituntut untuk lebih lama diajarkan daripada topik-topik lain.
Pada tahun 1930-an pengajaran Matematika Tradisional di Indonesia lebih banyak di warnai oleh pandangan John Dewey dan William Brownell. Dewey dengan teori progressive education menekankan incidental learning. Pandangan ini meyakini bahwa anak akan termotivasi belajar matematika jika sesuai dengan kebutuhannya dan dilakukan secara tidak sistematis. Pembelajaran dengan incidental learning menuntut guru menunggu kesiapan siswa untuk belajar matematika. Guru terlebih dahulu menumbuhkan suasana untuk timbulnya minat akan kebutuhan belajar matematika bagi siswa.
Sementara itu, Brownell yang ikut mewarnai pengajaran Matematika Tradisional di Indonesia menekankan pentingnya belajar matematika bermakna dengan pemahaman yang mendalam. Pengajaran matematika bermakna tidak bertentangan dengan metode drill. Siswa tidak dilarang untuk menghafal konsep, aturan atau rumus-rumus matematika, setelah terlebih dahulu mereka memahaminya dengan baik. Teori belajar bermakna Brownell juga sejalan dengan teori belajar Gestalt dalam pengajaran Matematika Tradisional.

[+/-] Selengkapnya...

Perkembangan Matematika

Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematico (Italia), matematiiceski (Rusia), mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari kata latin mathematica. Pada mulanya, kata matematika diambil dari perkataan Yunani, yaitu mathematika, yang berarti “relating to learning”.

Perkataan tersebut mempunyai akar kata mathema, yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge atau science). Sementara mathematike berhubungan erat dengan kata mathanein yang berarti berfikir.
Matematika adalah Basic Science yang mendasari sekaligus melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Secara formal matematika didefenisikan sebagai pemeriksaan aksioma, teorema atau lemma untuk mempertajam struktur abstrak dengan menggunakan logika simbolik dan notasi matematika itu sendiri.
Hingga saat ini, matematika berkembang dengan pesat, utamanya dalam mendukung perkembangan ilmu-ilmu komputer dan terapannya. Matematika dengan sistem binernya mampu mendasari temuan terbaru dalam ilmu pengetahuan, yaitu The New Kind of Science.
Wolfram (2002), seorang pakar fisika memproklamirkan apa yang disebut The New Kind of Science dengan menggunakan matematika (sistem biner) sebagai alat bantu utamanya. Dia mempelajari dan mengkaji secara khusus dan mendalam sistem jagat raya melalui sistem komputer. Setelah dua puluh tahun kemudian, Stephen menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan komputer yang sesungguhnya adalah sistem jagat raya ini, bukan benda unik yang berbentuk persegi yang dilengkapi dengan tuts, layar monitor dan processing unit.
Sistem jagat raya ini adalah The Real Computer yang melayani semua kebutuhan hidup manusia. The New Kind of Science dengan prinsip kerja sistem automata seluler akan berhasil secara maksimal jika seluruh rumus-rumus matematika yang ada sekarang di buang dan di ganti dengan sistem biner (Wolfram, 2002). Dengan demikian, matematika yang kita kenal, lambang yang dipakai selama ini kemungkinan besar dalam waktu yang tidak lama, akan tamat riwayatnya. Adapun matematika baru yang mampu menopang perkembangan sistem komputer (jagat raya) adalah matematika algoritma. Bukti dari temuan besar tersebut, adalah ketika hampir semua pusat-pusat pelayanan publik, semakin lama semakin kurang mengandalkan tenaga manusia, sebaliknya kebutuhan akan sistem komputer semakin tinggi.
Harapan yang tertinggi yang mungkin akan dicapai melalui penerapan Matematika Algoritma dengan sistem kerja automata seluler yang dipromosikan melalui The New Kind of Science adalah ketika seluruh benda-benda padat sudah dapat diubah menjadi gelombang-gelombang elektromagnetik. Dengan demikian, benda-benda padat tersebut dapat dikirim tanpa menggunakan sistem transportasi darat, laut maupun udara. Akan tetapi dapat dilakukan melalui dunia maya dalam waktu sekejap dengan kecepatan 300.000 km/detik atau lebih melalui prinsip kerja automata seluler. Temuan terbaru oleh Scheiller (2009) bahwa: (1) the speed of light spot from a light tower when passing over the moon adalah 2 . 106 km/s atau 2.000.000 km/s, (2) the highest proper velocity ever achleved for electrons by man adalah 7. 1010 km/s atau 70.000.000.000 km/s, dan (3) the highest possible velocity for a light spot or shadow adalah no limit atau tak terhingga.
Sebagai orang beriman kepada Allah SWT, saya yakin hal ini dapat terjadi. Perhatikan firman Allah SWT, Surah An-Naml ayat 38 sampai dengan 42 sebagai berikut:
Berkata Sulaiman, Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya itu kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.
Selanjutnya surah An-Naml ayat 39, Allah SWT berfirman yang artinya;
Berkata Ifrit, (yang cerdik) dari golongan jin,”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.
Bahkan Allah SWT selanjutnya memberikan ilmu yang dahsyat tersebut kepada seseorang dari Al-Kitab. Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 40 yang artinya;
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip, “maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk Karunia Tuhan-ku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan Nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.
Sebenarnya, bukti perubahan benda-benda padat menjadi gelombang-gelombang elektromagnetik, jauh sebelumnya Allah telah beritakan lewat kitab sucinya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 41 dan 42 yang artinya masing-masing;
Dia berkata, ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).41
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab, “seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.42
Ilmu yang telah diberikan kepada seorang ahli Kitab untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam waktu sekejap dengan jarak yang jauh tanpa menggunakan sistem angkutan tertentu yang lazim kita kenal selama ini, memungkinkan untuk diberikan dan bahkan dikembangkan oleh siapa saja yang Allah SWT kehendaki (Upu, 2008).

[+/-] Selengkapnya...

Perkembangan Sistem Membilang dan Berhitung

Pada zaman dahulu, berhitung terpisah dan merupakan bagian tersendiri dari matematika. Namun pada beberapa abad yang lampau batas antara berhitung dan bagian dari matematika lainnya menjadi kabur. Bahkan berhitung hanya dipandang sebagai cabang dari matematika. Sejarah berhitung tidak lepas dari sejarah kebudayaan manusia karena pada dasarnya manusialah yang mengembangkan serta menggunakan berhitung sebagai alat yang ampuh di dalam kehidupan mereka. Sekalipun berhitung hanya sebagai cabang dari matematika, berhitung telah menjelujuri seluruh tubuh matematika. Berhitung ada di Aljabar, Ilmu Ukur (Geometri), Statistika, dan bahkan pada delapan puluh cabang matematika. Orang Yunani kuno, yang sudah mengenal berhitung sejak zaman awal Tarikh Masehi menamakan berhitung dengan istilah arithmetike. Istilah tersebut diturunkan dari kata aritmos yang berarti “bilangan” dan techne yang berarti “Ilmu Pengetahuan”.

Sejarah berhitung adalah sejarah yang panjang merentang selama ribuan tahun lamanya. Berhitung terpencar di berbagai pusat kebudayaan kuno dengan pertumbuhan yang terpisah-pisah. Sejarah berhitung dan tahapannya menurut zaman dan pusat kebudayaannya adalah sebagai berikut;

Tabel-1 : Sejarah berhitung berdasarkan zaman dan pusat kebudayaan

1. Zaman purbakala - tahun 600 SM Mesopotamia dan Mesir Kuno
2. Tahun 600 SM - tahun 450 Yunani Kuno
3. Tahun 450 - tahun 1200 Hindu-Arab
4. Tahun 1200 - tahun 1600 Eropa Lama
5. Tahun 1600 - sekarang seluruh dunia

Kelima tahap diatas hanyalah menunjukkan secara garis besar pertumbuhan berhitung dari zaman kuno sampai sekarang. Disamping pusat-pusat pertumbuhan berhitung yang tercantum dalam penahapan tersebut, masih terdapat tempat lain yang ikut mengembangkan atau mematangkan berhitung pada masa lampau, antara lain Cina Kuno dan Amerika Lama.
Berhitung merupakan salah satu kebudayaan manusia kuno atau bahkan paling kuno. Struik (1948) mengatakan bahwa berhitung sekuno Zaman Batu Tua atau Paleolitikum. Dalam berhitung, manusia kuno menggunakan benda-benda nyata, selanjutnya dengan jari tangan mereka. Demikian pula Childe (1951) menegaskan bahwa asal mula berhitung dapat dijejaki sampai kepada masyarakat manusia yang paling mula.
Kemampuan membilang dan berhitung mulai lebih maju pada Zaman Batu Muda. Mereka sudah sampai pada bilangan-bilangan bulat yang sederhana. Sebenarnya mereka mempunyai cukup peluang untuk menemukan bilangan pecahan melalui pengukuran dan penimbangan, namun peluang tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
Kemampuan membilang dan berhitung berkembang terus. Suku bangsa sungai Murray pada waktu itu sudah dapat membilang dengan dasar dua, suku dari kepulauan Andaman, dapat membilang dengan bilangan dasar tiga, suku bangsa di New Hebrides sudah dapat membilang dengan bilangan dasar lima dan suku bangsa di bagian Barat Selat Torres juga sudah dapat membilang dengan bilangan dasar dua. Suku bangsa Indian Tamanacus di sungai Orinoco menyatakan bilangan lima sebagai jari-jari tangan, sepuluh sebagai kedua tangan, lima belas sebagai seluruh jari-jari kaki, dan dua puluh sebagai satu Indian. Sampai sekarang, dasar membilang dengan dua puluh juga masih di temukan dalam masyarakat kita berupa satuan kodi.
Bandingkan dengan temuan terbaru angka terbesar (Scheiller, 2009) yaitu “The total mass visible in the universe” dengan besaran 1054kg atau 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kg. Sementara angka terkecil yang dapat diamati adalah “probably lightest known object, neutrino c.”dengan besaran 210-36 kg.

[+/-] Selengkapnya...

Paradigma Pendidikan Masa Kini dan Masa Akan datang




[+/-] Selengkapnya...